The Basic Principles Of IKN
The Basic Principles Of IKN
Blog Article
Skandal kuliner non-halal di Solo – 'Kita enggak tahu kalau pakai minyak babi, kita sangat kecewa'
“Nah Indonesia justru di tengah ancaman resesi world-wide membangun mega proyek. Nah ini kan namanya kasih beban baru kepada APBN dalam konteks yang tidak tepat,” kata Bhima.
Keterangan gambar, Pandi mengatakan sungai di belakang rumahnya tak lagi mengalir setelah dibendung untuk pembangunan Intake Sepaku, yang merupakan salah satu sumber air baku untuk IKN
“Saya selalu menyampaikan ke teman teman pengusaha. Mari kita bersiap siap dari sekarang agar nanti kalau ada gelombang ekonomi yang kurang baik, kita sudah punya papan selancar. We are surfing from the wave,” ujarnya.
The federal government is taken into account working with stakeholders to create answers that contemplate social impacts, guaranteeing land in IKN is “clean and clear” prior to issuing Right to implement Certificates.
Syamsyiah, istrinya, bercerita bahwa air dari sungai di belakang rumah mereka itu dulunya bahkan menjadi sumber air minum mereka.
Soekarno envisioned Kalimantan Island as a perfect place resulting from its central placement within Indonesia, its relative basic safety from purely natural disasters, and its wealthy natural resources. Many years IKN later, this vision has been revived and set into motion by President Joko Widodo (Jokowi).
Badan Otorita IKN mengklaim minat swasta untuk berinvestasi lebih besar dari lahan yang tersedia. Proyek bernilai Rp466 triliun itu juga bakal jalan terus, meskipun perekonomian dunia diprediksi akan menghadapi resesi.
The notion of moving the capital was to start with proposed in 1957 by Indonesia’s 1st president, Soekarno. He discovered several important difficulties plaguing Jakarta, which includes environmental degradation, frequent flooding, and significant traffic congestion.
The relocation of your IKN Nusantara is not only a transfer of the center of government but it's being a kind of equitable distribution of progress as well as national financial system.
Warga yang masih bermukim di desa tersebut menutup rapat pintu dan jendela rumah mereka. Teras IKN rumah, kendaraan yang diparkir, hingga tanaman di sekitar telah berselimut debu.
“Pembangunan IKN ini membutuhkan hard work yang kuat, terutama pembiayaan mandiri … Nah masalahnya APBN kita itu fiskalnya terbatas. Kondisi ekonominya juga masih recovery dan membutuhkan fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang langsung untuk akselerasi pemulihannya,” ia menjelaskan.
“Jadi saya kira memang di tahap awal ini kita akan melihat dominasi dari APBN, tapi ke depannya nanti tentu saja kita harapkan partisipasi swasta akan lebih meningkat lagi gitu.”
Lokasi pesantren ini memang strategis, hanya beberapa ratus meter dari akses masuk menuju kawasan inti pemerintahan. Sedangkan kalau diukur dari Istana Garuda, jaraknya terpaut sekitar empat kilometer. Kalau diibaratkan Jakarta, pesantren milik Titin seperti berada di kawasan Menteng.